Cari Blog Ini

Senin, 08 November 2010

PENGERTIAN SENAM LANTAI


Senam lantai (flour exercise) adalah satu bagian dari rumpun senam, sesuai dengan denga istilah
Lantai,maka gerakan-gerakan senam yang dilakukan di atas yang beralasan matras atau
permadani atau sering juga disebut dengan istilah latihan bebas,sebab pada waktu melakukan
gerakan atau latihannya. Pesenam tidak boleh menggunakan alat atau suatu benda.
Senam lantai menggunakan area yang berukuran 12 x 12 meter, dan area 1 meter untuk menjaga keamanan.

1. BERGULING.

Cara melakukannya sebagai berikut:
a. Sikap permulaan jongkok,kedua tangan menumpu pada matras selebar bahu.
b. Kedua kaki diluruskan, siku tangan ditekuk, kepala dilipat sampai dagu menyentuh dada.
c. Mengguling ke depan dengan mendaratkan tengkuk terlebih dahulu dan kedua kaki di
     lipat rapat pada dada.
d. Kedua tangan melemaskan tumpuan dari matras, pegang mata kaki dan berusaha bangun.
e. Kembali berusaha bangun.

 2. KAYANG.
Kayang adalah posisi kaki bertumpu dengan empat titik dalam keadaan terbalik dengan
meregang dan mengangkat perut dan panggul. Nilai dari pada gerakan kayang yaitu dengan
menempatkan kaki lebih tinggi memberikan tekanan pada bahu dan sedikit pada pinggang.
Manfaat dari gerakan kayang adalah untuk meningkatkan kelentukan bahu,bukankelentukan
pinggang.

Cara melakukan gerakan kayang sebagai berikut.
a. Sikap permulaan berdiri, keduan tangan menumpu pada pinggul.
b. Kedua kaki ditekuk, siku tangan ditekuk, kepala di lipat ke belakang.
c. Kedua tangan diputar ke belakang sampai menyentuh matras sebagai tumpuan.
d. Posisi badan melengkung bagai busur.

3. SIKAP LILIN.

Sikap lilin merupakan sikap tidur terlentang kemudian kedua kaki diangkat keras di atas
(rapat) bersama-sama, pinggang ditopang kedua tangan dan pundak tetap menempel pada
lantai. Dalam melakukan sikap lilin, kekuatan otot perut berfungsi untuk kedua tangan
menopang pinggang.

Cara melakukan gerakan sikap lilin sebagai berikut:
a. Tidur terlentang, kedua tangan di saping badan, pandangan ke atas.
b. Angkat kedua kaki lurus ke atas dan rapat.
c. Yang menjadi landasan adalah seluruh pundak dibantu kedua tangan menopang pada
     pinggang.
d. Pertahankan sikap ini beberapa saat.

 
4. GULING LENTING.
a. Latihan rangkaian berakan berguling.
Cara melakukannya sebagai berikut:
1. Sikap permulaan berbaring menelantang atau duduk telumpar.
2. Mengguling ke belakang, tungkai keras, kaki dekat kepala, lengan bengkok, tangan
    menumpu di samping kepala, ibu jari dekat dengan telinga.
3. Mengguling ke depan disertai dengan lecutan tungkai ke atas depan, tangan menolak
    badan melayang dan membusur, kepala rapat.
4. Mendarat dengan kaki rapat, dorong panggul ke depan, badan membusur dengan keras
     ke atas.

b. Lenting kepala/dahi
Cara melakukannya sebagai berikut:
1. Membungkuk bertumpu pada dahi dan membentuk segi tiga sama sisi, punggung tegak
     lurus, tungkai rapat dan lurus, jari-jari kaki bertumpu di lantai.
2. Mengguling ke belakang disertai lecutan tungkai serentak tangan menolak sekuat-kuat
    kepala pasif, badan melaayang dan membusur.
3. Mendarat dengan kaki rapat, badan membusur lengan ke atas.
5. BERGULING KE DEPAN DILANJUTKAN LENTING TENGKUK/KEPALA
Sebelum latihan rangkain gerakan berguling ke depan lenting tengkuk/kepala, akan di bahas
dulu bagaimana melakukan guling depan yang betul.

Cara melakukan gerakan guling depan sebagai berimut:
a. Sikap permulaan jongkok tangan menumpu pada matras selebar bahu.
b. Luruskan kedua kaki, siku tangan di tekuk, kepala dilipat sampai dagu dengan menyentuh
    dada.
c. Mengguling ke depan dengan mendaratkan kuduk terlebih dahulu dan kedua kaki dilipat
    rapat pada dada.
d. Kedua tangan melepaskan tumpuan dari matras, pegang mata kaki dan berusaha bangun.
e. Kembali berusaha jongkok.

 

  6. BERDIRI TANGAN (HANDS STAND).
a. Berdiri Tangan (Hands Stand)
1. Sikap permulaan berdiri tegak, salah satu kaki sedikit ke depan.
2. Bungkukkan badan, tangan menumpu pada matras selebar bahu lengan keras, pandangan
     sedikit ke depan, pantat didorong setinggi-tingginya, tungkai depan bengkok sedang
     tungkai belakang lurus.
3. Ayunkan tungkai belakang ke atas, kencangkan otot perut.
4. Kedua tungkai rapat dan lurus merupakan satu garis dengan badan dan lengan, pandangan
    diantara tumpuan tangan, badan dijulurkan ke atas.
5. Perhatikan keseimbangan.

b. Berdiri Tangan Dengan Sikap Kaki Dibuka
1. Sikap permulaan berdiri tegak, salah satu kaki sedikit ke depan.
2. Bungkukan badan, tangan menumpu pada matras selebar bahu lurus, pandangan sedikit
     lurus ke depan, pantat didorong setinggi-tingginya, tungkai ke depan bengkok, sedang
     tungkai belakang lurus.
3. Ayunkan tungkai belakang ke atas, diikuti tungkai yang lain.
4. Kedua tungkai rapat dan lurus merupakan satu garis dengan lengan, setelah itu kaki di buka
     ke samping kiri dan kanan, pertahankan sikap ini beberapa saat, selanjutnya kaki dirapat
     kembali lalu dibuka ke depan dan ke belakang pandangan diantara tumpuan kedua tangan.

Jumat, 05 November 2010

MASALAH DALAM PENDIDIKAN JASMANI

MASALAH DALAM PENDIDIKAN JASMANI
            Masalah dalam pendidikan jasmani sangat tergantung dari dimana sekolah tersebut berdiri. Masalah tersebut dapat terjadi dalam berbagai factor,factor tersebut antara lain: sekolah/lingkungan, guru penjas/pendidik, siswa. Masalah tersebut dapat d uraikan sebagai berikut :
A.    Sekolah di Pedesaan
1.      Sekolah / Lingkungan
a.       Sekolah dalam daerah pedesaan sangat lah minim oleh sarana prasarana dalam melakukan pembelajaran yang efektif dalam pembelajaran penjas.
b.      Selalu tertinggal masalah teknologi dalam pembelajaran penjas yang sedang berkembang.
c.       Kurangnya fasilitas pendukung dalam pembelajaran pendidikan jasmani.
d.      Sekolah tersebut biasanya bersentuhan dengan masyarakat jadi keadaan pembelajaran tidak kondusif.
e.       Peralatan yang minim saat pembelajaran.
f.       Tidak adanya fasilitas yang baik untuk pembelajaran.

2.      Guru penjas/pendidik
a.       Kurangnya guru penjas yang berkelayakan.
b.      Guru tidak tepat waktu karena jarak antara tempat tinggal dan sekolah sangat jauh dan medan yang di lalui sangat sulit.
c.       Kurang efektif dalam penyampaian materi.
d.      Guru tersebut malas saat mengajar

3.      Siswa
a.    Banyak siswa yang tidak mematuhi tata cara pembelajaran dengan baik.
b.    Siswa tidak aktif dalam pembelajaran.
c.    Kurangnya pengetahuan tentang materi yang akan dipelajari.
d.   Kurangnya minat untuk melakukan aktifitas jasmani.
B.     Sekolah di Perkotaan
1.      Sekolah / lingkungan
a.     Lingkungan sekolah yang terlalu bising.
b.    Sangat minimnya fasilitas yang ada.
c.     Tidak adanya korelatif yang baik antara sekolah dengan lingkungan.
d.    Tidak adanya pengamanan yang baik saat pembelajaran penjas.

2.      Guru penjas / pendidik
a.     Tidak mempunyai dedikasi yang tinggi saat mengajar.
b.    Karena dianggap siswa sudah bisa guru seenaknya mengajar.
c.     Hanya mengajar siswa yang sudah bias salah satu olahraga.
d.    Menyerahkan pengajaran oleh siswa yang di anggap mampu.

3.      Siswa
a.     Siswa terlalu sulit diatur.
b.    Siswa seenaknya sendiri saat pembelajaraan.
c.     Bermain sendiri saat pembelajaran.


Dalam berbagai uraian tersebut dapat ditambah sebagai berikut :
1.      Kekuranagan guru penjas yang layak.
2.      Jumlah pelajar yang terlalu ramai untuk pengajaran yang kondusif.
3.      Peralatan yang tidak sesuai bagi pelajar berkebutuhan khusus khusus.
4.      Pelajar berkebutuhan khusus terpinggirkan oleh pelajar normal.
5.      Masalah fisikal bagi para pelajar berkebutuhan khusus,
6.      Komunikasi antar guru dan pelajar berkebutuhan khusus, pelajar normal dengan pelajar berkebutuhan khusus.
7.      Perlakuan yang sama antara pelajar normal dan pelajar berkebutuhan khusus.
8.      Peralatan yang minim saat pembelajaran.
9.      Belum tersedianya fasilitas olahraga indoor.
10.  Kurangnya perhatian yang serius oleh pihak sekolah.